Translate

Indonesia Merupakan Penemu Negara Madagaskar?

Lirik lagu anak – anak ini sepertinya masih terngiang di telinga kita.

 “Nenek moyangku orang pelaut. Gemar mengarung luas samudera. Menerjang Ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa”

 Lagu yang menggambarkan bangsa kita adalah bangsa penjelajah laut yang ulung, yang jangkauannya sampai jauh ke Afrika, walau hanya menggunakan kapal sederhana seperti, dsb. Bahkan jejaknya masih bisa kita lihat hingga detik ini.
Republik Madagaskar merupakan sebuah negara berkepulauan di pesisir timur benua Afrika. Ditinjau secara geologi, Madagaskar berada pada lempeng yang terpisah dari benua utama Afrika dengan beberapa pulau disekitarnya, yaitu Pulau Juan de Nova, Pulau Europa, Kepulauan Glorioso, Pulau Tromelin Island, dan Bassas da India.
Berdasarkan bukti leksikostatistika dan linguistika, bahasa Malagasy masih termasuk paling dekat dengan bahasa Maa’nyan, sebuah suku Dayak di Barito, Kalimantan Tengah. Mereka tergolong rumpun bahasa Austronesia. Etnis pribumi sendiri seperti Merina dan Betsileo tergolong ke dalam rumpun bangsa Austronesia dengan penampilan fisik yang serupa dengan Ras Melayu. Pulau Madagaskar pertama kali terpisah dari anak benua India ribuan tahun sebelumnya, pulau ini kemudian bergerak makin mendekati benua Afrika.
Pulau ini tergolong sebagai daratan tertua di dunia sama seperti Australia, sehingga tanahnya kekeringan dari bahan mineral akibat tidak adanya aktivitas vulkanik. Kebanyakan tanahnya berwarna merah dan melapuk. Akibat isolasi ratusan juta tahun tersebut, flora dan fauna Madagaskar sangat khas dan banyak spesies endemik mirip dengan yang terjadi di pulau Sulawesi.

Indonesia Merupakan Penemu Negara Madagaskar?

 Manusia pertama yang menghuni Madagaskar menurut beberapa sumber berasal dari Nusantara. Robert Dick Read dalam bukunya The Phantom Voyagers. Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times memaparkan banyak bukti arkeologis baru yang menyatakan bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan begitu banyak samudera, jauh sebelum bangsa Eropa, Arab dan Cina. Bahkan dalam kajian bukunya disebutkan bahwa diduga pada abad ke-5 dan ke-7, para pedagang Cina begitu tergantung pada jasa pelaut Nusantara.
Dalam buku ini juga disinggung tentang nama lain pulau Sumatera yaitu Swarnadwipa atau Pulau Emas. Menurut Robert Dick, banyaknya emas di Sumatera ini dibawa oleh ras Zanj dan pelaut nusantara dari Zimbabwe, Afrika. Ia juga menemukan bukti yang menyatakan bahwa tambang – tambang emas di Zimbabwe mulanya dirintis oleh pelaut Nusantara yang datang. Sebagian tidak kembali dan membentuk ras Afro-Indonesia.
Dr. Cyril Hromnik, seorang sejarahwan Amerika, dalam bukunya Indo-Afrika yang ditulis tahun 1981 mengatakan bahwa antara abad 1 sampai abad 10 Masehi, orang – orang Indonesia dari suatu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan membawa beberapa pekerja ke Afrika Selatan untuk dipekerjakan di perusahaan tambang emas. Sebagian dari mereka terdampar di Madagaskar dan membentuk pemukiman di sana. Para ahli sepakat bahwa kerajaan tua yang dimaksud adalah Kesultanan Luwu, sebuah kerajaan Bugis yang juga dikenal memiliki orang – orang hebat dalam hal berlayar di lautan buas, terutama dengan Kapal Pinisi atau Phinnisi -nya.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Madagaskar juga ada hubungannya dengan Patih Majapahit Gajah Mada. Ini terjadi setelah Gajah Mada dibebas tugaskan karena Perang Bubat (lihat bab pada Misteri Makam Gajah Mada). Beliau lalu memilih memimpin ekspedisi berlayar menuju barat. Sampai singgah di Lampung, ia terus berlayar sampai di pulau Madagaskar. Faktanya hingga kini memang tidak ada yang tahu dimana Gajah Mada disemayamkan bukan? Jadi ada kemungkinan teori ini ada benarnya, Gajah Mada memimpin ekspedisi sangat jauh sampai ke Madagaskar sehingga tidak mungkin untuk kembali lagi ke Majapahit dan akhirnya menetap di Madagaskar sampai akhir hayatnya. Karena negeri Madagaskar tidak asing dan mirip dengan negeri di Nusantara, makanya Gajah Mada bersama bala tentarannya memilih menetap di pulau ini. Ada lagi yang berpendapat yang mengatakan asal nama Madagaskar berasal dari nama Gajah Mada = Mada Gaskar.

Madagaskar Ditemukan Oleh Perempuan Indonesia?

 

Baru – baru ini sebuah tim peneliti dari Massey University, Selandia Baru menyebutkan bahwa Madagaskar pertama kali diinjakkan oleh beberapa orang perempuan Indonesia, 1200 tahun lalu. Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli biologi Molekul, Murray Cox ini menyelidiki DNA untuk mendapatkan petunjuk darimana asal mula penduduk Madagaskar. Mereka meneliti sampel kromosom melalui garis ibu, dalam sampel DNA yang ditawarkan kepada 266 orang dari tiga kelompok etnis Malagasy. Hasilnya, dari gen – gen tersebut, terdapat persamaan antara genom orang Indonesia dan orang Madagaskar.
Untuk menemukan berapa lama dan berapa orang Indonesia yang menghuni pulau tersebut untuk kali pertamanya, para ilmuwan menjalankan sejumlah simulasi komputer. Lantas ditemukan, Madagaskar dihuni populasi kecil, 30 perempuan yang tiba di pulau itu 1.200 tahun lalu. Sebanyak 93 persen atau 28 orang adalah orang Indonesia, dua lainnya Afrika. Penelitian tersebut lalu menyimpulkan, semua penduduk asli Madagaskar terkait dengan 30 perempuan itu.
Lantas, bagaimana perempuan – perempuan tersebut bisa menyeberang Samudera Hindia dan tiba di Madagaskar? Satu teori adalah bahwa mereka datang menggunakan kapal dagang, walaupun tidak ada bukti telah ditemukan perempuan naik kapal dagang jarak jauh di Indonesia.

Teori lain mengatakan bahwa Madagaskar diberikan sebagai tempat pengasingan sebuah koloni dari perdagangan formal, atau mungkin sebagai pusat ad hoc untuk pengungsi yang telah kehilangan tanah dan kekuasaan selama ekspansi Kerajaan Nusantara.
Dan teori terakhir, lebih ke hipotesis yang tergolong berani, mengatakan bahwa para perempuan tersebut memang sengaja menggunakan perahu yang membuat mereka melakukan sebuah pelayaran samudera. Menurut Murray Cox, teori ini didukung oleh simulasi timnya dari sisi pelayaran menggunakan arus laut dan pola cuaca musim hujan.
Namun sayang, hingga kini tidak ada bukti catatan ataupun arkeologis yang dapat digali lebih jauh. Yang dapat diuji baru sebatas budaya, bahasa, dan pengujian biologik.
Yang pasti, selain dari segi fisik yang mirip antara orang Madagaskar dengan Orang Indonesia, beberapa tanaman khas Indonesia juga cukup mudah ditemukan di Madagaskar, seperti pisang raja, ubi jalar, keladi tikus, dan jagung. Menurut penelitian George Murdock, profesor berkebangsaan Amerika pada tahun 1959, tanaman – tanaman itu dibawa orang – orang Indonesia saat melakukan perjalanan ke Madagaskar.
Hal terakhir yang menguatkan adalah pengakuan dua presiden terakhir Madagaskar yang menyatakan mereka merupakan keturunan Indonesia.
Demikianlah informasi mengenai Indonesia Merupakan Penemu Negara Madagaskar. Semoga bermanfaat :-)

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Hak Cipta Di Lindungi

MyFreeCopyright.com Registered & Protected